New York – Aljazair membuat rancangan resolusi Dewan Keamanan PBB untuk “menghentikan pembunuhan” di kota Rafah di selatan Gaza ketika Israel mengintensifkan serangannya di daerah padat penduduk itu.
“Aljazair sore ini akan mengedarkan rancangan resolusi mengenai Rafah. Ini akan menjadi teks singkat, teks yang menentukan, untuk menghentikan pembunuhan di Rafah,” kata Duta Besar Aljazair untuk PBB Amar Bendjama kepada wartawan setelah pertemuan Dewan Keamanan seperti dikutip dari Anadolu Agency, Kamis (30/5/24).
Belum jelas kapan pemungutan suara rancangan resolusi tersebut akan dilakukan.
Rancangan resolusi yang dipantau oleh Anadolu menyerukan Israel untuk “segera menghentikan serangan militernya dan tindakan lainnya di Rafah.”
Resolusi tersebut menuntut gencatan senjata segera yang dihormati oleh semua pihak dan pembebasan semua sandera “segera dan tanpa syarat” serta menuntut agar semua pihak “mematuhi kewajiban mereka berdasarkan hukum internasional sehubungan dengan semua orang yang mereka tahan.”
Rancangan resolusi tersebut juga menuntut “implementasi penuh” resolusi Dewan Keamanan PBB sebelumnya, seperti resolusi pada 1 November 2023 yang menyerukan “perpanjangan jeda dan koridor kemanusiaan” di Gaza, resolusi 22 Desember 2023 yang menyerukan “keamanan, akses kemanusiaan tanpa hambatan dan diperluas ke Gaza dan resolusi 25 Maret 2024 yang menuntut gencatan senjata segera selama bulan suci Ramadan.
Ketiga resolusi Dewan Keamanan PBB juga menuntut pembebasan sandera yang ditahan oleh kelompok Palestina Hamas.
Rancangan resolusi tersebut juga mengungkapkan “keprihatinan besar” atas situasi kemanusiaan yang sangat buruk dengan kelaparan yang menyebar di seluruh Jalur Gaza dan mengutuk “penyerangan sembarangan” terhadap warga sipil dan infrastruktur sipil.
AS telah memveto tiga resolusi Dewan Keamanan PBB sebelumnya yang menyerukan gencatan senjata di Gaza sejak 7 Oktober dan menyebut resolusi gencatan senjata pada 25 Maret, yang diadopsi tanpa AS, sebagai resolusi yang “tidak mengikat.”
Langkah Aljazair ini terjadi setelah sedikitnya 45 orang tewas, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan hampir 250 orang terluka dalam serangan Israel terhadap kamp pengungsi di kota Rafah, Gaza selatan, pada Minggu.
Serangan itu terjadi di dekat pangkalan logistik Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) di Tal al-Sultan, kata Kantor Media Pemerintah yang berbasis di Gaza.
Israel telah membunuh lebih dari 36.000 warga Palestina di Jalur Gaza sejak serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober tahun lalu.
Serangan lintas batas Hamas terhadap Israel menewaskan sekitar 1.200 orang, menurut otoritas Israel, sementara sekitar 250 orang disandera oleh Hamas di Gaza.
(Red/Sumber)