Ankara – Komisi I DPR RI yang dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi, Abdul Kharis Almasyhari melakukan kunjungan kerja ke Turki pada 4 – 5 Maret 2024.
Dalam kunjungan tersebut dilakukan rapat dengar pendapat dengan KBRI Ankara guna mendorong berbagai prioritas kerja sama bilateral, khususnya di bidang industri pertahanan RI – Turki yang terus mengalami perkembangan pesat hingga saat ini.
“Turki merupakan mitra strategis Indonesia dalam pengembangan kerja sama pertahanan. Perkembangan industri pertahanan Turki juga sangat cepat melalui produksi alutsista kualitas kelas dunia,” ungkap Almasyhari seperti dikutip Anadolu Agency, Kamis (7/3/24).
Kami perlu terus mendorong kemitraan pertahanan yang kuat ini dan melakukan pengawasan terhadap aspek kerja sama ini” ujar dia.
Dalam pembahasan, diidentifikasi berbagai langkah konkrit untuk memajukan kerja sama pertahanan antara Indonesia dan Turki termasuk upaya memodernisasi alutsista dan pemenuhan Minimum Essential Force (MEF).
Duta Besar RI untuk Ankara Achmad Rizal Purnama menjelaskan sektor prioritas 1+4 peningkatan hubungan bilateral RI-Turki, yaitu peningkatan kerja sama perdagangan dan 4 sektor strategis lainnya termasuk pertahanan, energi, kesehatan, dan konstruksi.
Secara khusus, Dubes RI menggarisbawahi arti penting membangun ekosistem industri pertahanan Indonesia dalam jangka panjang.
“Pertahanan sebagai sektor strategis prioritas perlu terus didukung tidak hanya dalam bentuk pembelian, melainkan juga dalam bentuk joint production untuk meningkatkan kapasitas produksi serta mendukung perkembangan ekosistem industri pertahanan di Indonesia” terang Dubes Purnama.
Indonesia dan Turki saat ini memiliki kerja sama inhan (industri pertahanan) yang kuat.
Kerja sama joint production yang telah berjalan adalah pembuatan Modern Medium Weight Tank – Tank Harimau antara FNSS dengan PT Pindad, pembuatan Unmanned Aerial Vehicle (Drone) ANKA antara TUSAS dengan PT DI, serta pendirian PT TUSAS Indonesia di Bandung.
Sebagai catatan, Turki melakukan ekspor 230 jenis produk pertahanan kepada 185 negara dengan nilai USD5,5 milyar pada 2023.
Kemitraan dengan Turki dinilai dapat memberikan multiplying effect bagi inhan Indonesia. Selain melakukan konsolidasi internal dengan KBRI Ankara, delegasi Komisi I DPR RI juga melakukan pertemuan dengan Dirjen TRT, Mehmet Zahid Sobaci untuk mendorong implementasi kerja sama bidang penyiaran RI – Turki melalui TVRI.
TRT yang merupakan televisi nasional Turkiye telah memiliki saluran berita global TRT World sejak 2015, yang terus menjadi referensi luas tentang situasi di kawasan Balkan dan Timur Tengah.
Selain kerja sama pertahanan, dibahas pula isu energi yang telah menjadi capaian KBRI Ankara dalam beberapa bulan terakhir, pasca penandatanganan Non-Disclosure Agreement antara PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) dengan 4 perusahaan energi terbesar di Turki yaitu Kipaş, Greeneco, Sanko, dan Zorlu Holding untuk pengembangan energi terbarukan di negara ketiga, beberapa waktu lalu.
Delegasi Komisi I DPR RI menyampaikan apresiasi atas seluruh upaya yang telah dilakukan oleh KBRI Ankara untuk meningkatkan hubungan bilateral antara Indonesia dengan Turkiye sebagai salah satu mitra prioritas Indonesia di dunia.
Sebagai komisi yang bertanggung jawab untuk isu luar negeri, Komisi I DPR RI juga menyampaikan dukungan penuh untuk program kerja prioritas KBRI Ankara di masa mendatang.
(Red/Sumber)