Jakarta – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) menargetkan pertumbuhan kredit secara keseluruhan di kisaran 10%-12% pada 2024.
Direktur Finance BNI, Novita Widya Anggraeni mengatakan bahwa kinerja penyaluran pembiayaan tahun ini akan ditopang oleh kredit korporasi.
Kinerja kredit korporasi BNI hingga semester I-2024 terpantau moncer. Bank pelat merah ini mencatatkan pertumbuhan kredit korporasi mencapai 18,7% secara tahunan (yoy) hingga Juni 2024.
BNI akan fokus pada top tier clients menjadi strategi utama untuk memastikan profitabilitas. Hal ini meningkatkan kualitas aset dan diversifkasi pendapatan.
“Hingga akhir tahun 2024, segmen korporasi blue chip, baik swasta maupun BUMN, diproyeksikan tetap menjadi pendorong utama pertumbuhan kredit BNI, dengan target pertumbuhan kredit secara keseluruhan di kisaran 10%-12%,” jelas Novita dalam Konferensi Pers Public Expose Live, seperti dilansir CNBCIndonesia, Jum’at, (30/8/24).
Diketahui, kredit korporasi swasta mengalami peningkatan 19,3% yoy menjadi Rp 291,6 triliun, sedangkan kredit kepada BUMN dan institusi pemerintah tumbuh 17,3% yoy menjadi Rp 111,5 triliun.
Adapun tiga sektor ekonomi dengan penyaluran kredit terbesar di segmen korporasi secara tahunan adalah perdagangan, energi & sumber daya alam, serta perindustrian. Secara umum, BNI masih melihat permintaan kredit yang cukup baik di sektor telekomunikasi, manufaktur, energi dan renewable energy.
“Kami melihat ruang yang masih besar untuk terus menumbuhkan segmen korporasi. Hal ini karena nasabah korporasi pada umumnya membutuhkan lebih dari satu bank untuk memenuhi seluruh kebutuhan keuangan mereka, terutama setelah pertumbuhan bisnis yang cepat pasca pandemi,” ujar Novita.
Faktor lain yang mendorong pertumbuhan kredit ini adalah membaiknya lingkungan operasional bisnis BNI di kuartal kedua tahun 2024. Hal ini didukung oleh insentif yang diberikan oleh Bank Indonesia berupa pelonggaran kewajiban pemenuhan giro wajib minimum (GWM) dalam rupiah bagi bank yang menyalurkan kredit ke sektor tertentu, yang mulai berlaku sejak 1 Juni 2024.
“Dengan memanfaatkan insentif tersebut, BNI berhasil mendapatkan tambahan likuiditas yang dioptimalkan untuk meningkatkan penyaluran kredit,” jelasnya.
Seiring dengan penyaluran kredit tersebut, rasio kredit macet atau nonperforming loan (NPL) di segmen ini tercatat turun menjadi 1,0% per Juni 2024 dari 1,2% pada Juni 2023. Penurunan NPL di segmen korporasi turut mendukung perbaikan rasio NPL di level bankwide, yang tercatat berada di level 2,0% pada Juni 2024, membaik dari posisi yang sama tahun lalu sebesar 2,5%.
(Red/Sumber)