Denpasar – Seiring dengan diterimanya keberadaan BPR Syariah di seluruh Indonesia, pada tahun 2023, Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) menargetkan penyaluran kredit sebesar Rp20 triliun.
Chief BPR Compartment Asbisindo, Cahyo Kartiko menegaskan pembiayaan melalui BPR Syariah semakin tumbuh dan diterima oleh masyarakat luas.
Menurut dia, konsistensi pendampingan kepada UMKM rintisan, membuat masyarakat semakin percaya terhadap BPR Syariah.
Dia menyebut bahwa pada 2022, kredit yang telah disalurkan oleh BPR Syariah di seluruh Indonesia mencapai Rp12 triliun.
“Pada 2023 kami menargetkan penyaluran pembiayaan Rp20 triliun. Kami berani karena ekosistem syariah di Indonesia semakin tumbuh, semakin diterima masyarakat. Kami juga merancang pendampingan UMKM dari hulu ke hilir, membantu UMKM dalam mengatur keuangan hingga pemasaran,” jelas Cahyo seperti dikutip Bisnis, Sabtu (10/12/22).
Dia juga mengatakan bahwa mayoritas pembiayaan disalurkan kepada pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Dari segi pertumbuhan asset, pada 2022 mencapai Rp18,2 triliun atau mampu tumbuh secara konsisten di atas 20 persen jika dibandingkan tahun sebelumnya.
Dana Pihak Ketiga (DPK) juga tumbuh 18 persen. Dengan pertumbuhan yang agresif tersebut, asosiasi BPR syariah mematok target pertumbuhan pembiayaan mencapai 20 persen.
Cahyo menekankan, kedepannya pelaku usaha BPR syariah akan fokus membangun ekosistem digitalisasi.
Ada tiga sektor yang menjadi fokus digitalisasi, yakni digitalisasi layanan, digitalisasi pelaporan dan digitalisasi operasional.
Dia menuturkan Rakernas di Bali menghasilkan keputusan untuk menargetkan 164 BPR Syariah yang tergabung dalam BPR Compartment Asbisindo pada 2023 sudah memiliki ekosistem digital yang baik di tiga sektor tersebut.
Selain itu, BPR Syariah bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) merancang regulasi Perbankan yang lebih ramah dengan ekosistem syariah, sehingga akses masyarakat khususnya UMKM ke Industri Perbankan Syariah semakin baik.
“Kami akan bekerjasama dengan OJK dan LPS untuk mewujudkan regulasi yang ramah bagi Perbankan Syariah,” tegasnya.
Selain itu, Rakernas juga menghasilkan program unggulan mandiri seperti penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) BPR Syariah yang akan menjadi pedoman bagi seluruh BPR Syariah.
Kemudian melanjutkan program unggulan sebelumnya seperti tabungan ukhuwah. Cahyo mengungkapkan pemilihan Bali sebagai tuan rumah Rakernas 2022 sebagai kontribusi dalam upaya pemulihan pariwisata yang sudah terkena pandemi selama dua tahun.
(Red/Sumber)