Tokyo – Pendiri Softbank, Masayoshi Son sepertinya sedang menghadapi periode kurang baik.
Pasalnya menurut Bloomberg Billionaires Index kekayaannya menurun tajam US$25 miliar dalam setahun terakhir atau Rp 357,2 triliun.
Mengutip CNBC Indonesia, Rabu (16/3/22), saat ini kekayaan Masayaoshi tinggal US$13,7 miliar (Rp 195,9 triliun).
Hal ini disebabkan dengan kejadian yang menimpa Softbank tahun lalu, seperti dilaporkan Bloomberg News.
Sebelumnya Softbank begitu terbang tinggi, dilihat dari hasil investasi menguntungkan di Alibaba Group.
Selain itu juga menanamkan uang pada sejumlah perusahaan baru yang menjanjikan di masa depan.
Namun ternyata masalah mulai menumpuk dari tindakan keras China pada industri teknologi, perang Rusia dan Ukraina, hingga inflasi pasar.
Saham perusahaan merosot mencapai 60%. Utang bersih Softbank makin berat dari nilai ekuitas perusahaan.
“Tidak ada kabar baik yang terlihat. Jika mereka diminta meningkatkan agunan, artinya investor harus lebih berhati-hati terhadap risiko keuangan yang dihadapi perusahaan,” ujar analis senior Iwai Cosmo Securities Co, Tomoaki Kawasaki.
Masayoshi Son paham posisinya berat. Dia mengakui perusahaannya dalam masa sulit dan pada Februari lalu menggambarkannya sebagai ‘di tengah badai musim dingin’.
Di saat bersamaan, pria 64 tahun itu mengumumkan penurunan nilai bersih aset perusahaan dari 1,55 triliun yen (Rp 187,2 triliun) menjadi 19,3 triliun yen (Rp 233,2 triliun). Hal tersebut terjadi dalam tiga bulan hingga Desember.
Berikutnya makin buruk, pasar penjualan saham baru yang jadi kunci kesuksesan Softbank mengering. Didi Global Inc anjlok 44% setelah menangguhkan persiapan listing di Hong Kong.
Kekurangan dana Softbank juga terlihat dari Vision Fund yang menjual US$1 miliar saham dari raksasa e-Commerce Korea Selatan Coupang Inc dengan harga diskon.
Dirundung begitu banyak masalah, nyatanya dia tetap optimis. Menurutnya ‘musim dingin’ akan segera berakhir. “Kita akan melihat musim semi cepat atau lambat dan kita terus menabur benih. Dengan mantap, benih itu tumbuh,” jelasnya pada Februari lalu.
(Red/Sumber)