Jakarta – Pembangunan Terminal Kalibaru di Tanjung Priok agar bisa diselaraskan dengan ceruk Pelabuhan Patimban yang terletak di Subang, Jawa Barat terus dilakukan PT Pelindo (Persero)
Direktur Utama Pelindo Arif Suhartono mengatakan pembangunan terminal Kalibaru akan dibangun dengan melakukan koordinasi dengan Kementerian Perhubungan untuk bisa diselaraskan dengan Pelabuhan Patimban mengingat Pelabuhan Patimban dan Tanjung Priok diamanatkan untuk bisa saling melengkapi.
“Saat membuat rencana ini, kami mengkombinasikan kapasitas Priok. Kapan CT 2 dan CT 3 dibangun melihat juga Patimban. Supaya ada pilihan mau Patimban atau Priok,” ujarnya, seperti dilansir Bisnis.com, Kamis (13/10/22).
Arif menilai adanya Pelabuhan Patimban dan lengkapnya Tanjung Priok akan bagus untuk terbentuknya ekosistem pelabuhan. Sehingga pengguna jasa bisa memiliki lebih banyak pilihan.
“Kami juga akan ngatur. Itu kenapa kami berhenti nantinya di pengembangan CT 3 di Terminal Kalibaru, karena Priok dikembangkan tapi tetep harus ada pilihannya di Patimban,” imbuhnya.
Sementara itu, pengamat maritim dari ITS Saut Gurning mengatakan dengan adanya pengembangan terminal Kalibaru saat ini persaingan akan semakin kuat dengan bertambahnya opsi bagi pengguna jasa pelabuhan, terutama atas banyak operator pelabuhan atau terminal di sekitar Jakarta, Tangerang, Bekasi dan wilayah sekitar Jawa Barat di Patimban.
Kehadiran terminal Kalibaru, akan menggantungkan kekuatan akses hinterland. Akses tol, tekannya menjadi determinan penting bagi pengguna jasa untuk memilih mana terminal atau pelabuhan yang dipilih. Selain pengguna jasa juga melihat faktor biaya dan waktu sebagai parameter keputusan yang semakin komparabel.
Menurutnya, potensi kapasitas terpasang terminal kontainer akan berada pada level yang lebih besar dari permintaan layanan barang di terminal atau pelabuhan. Hal ini akan membuat Patimban menjadi lebih berat untuk mengambil ceruk pasar terutama kontainer dan kendaraan serta produk turunannya.
“Dan jika izin penguasaan Kalibaru ini diberikan berarti menjadi indikasi bahwa pemerintah tidak memberikan perlindungan atau proteksi bisnis. Namun, juga tidak mudah bagi terminal baru seperti rencana pengembangan ini di tengah ceruk yang sudah tersegmentasi dan ketat dalam persaingan,” jelas Saut.
Menurutnya, mungkin pemerintah juga perlu mempertimbangkan kondisi ini di mana keseimbangan bisnis perlu tetap dijaga. Sehingga kepastian bisnis operator atau penyedia jasa dapat tercapai yang didukung manfaat atau nilai tambah bisnis yang bisa dinikmati pengguna jasa. Dalam hal ini komunitas bisnis kepelabuhanan di sekitar Priok dan Patimban.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut Pelabuhan Tanjung Priok dan Patimban dapat berkompetisi untuk memberikan pelayanan, khususnya untuk bidang logistik.
Jokowi menyampaikan hal tersebut saat meresmikan Jalan Tol Cibitung-Cilincing (JTCC) yang merupakan bagian dari Jakarta Outer Ring Road (JORR) 2 dan Jalan Tol Serpong-Balaraja seksi 1 yang menjadi awal pembangunan JORR 3.
“Kalau tidak ada kompetisi dan dimonopoli, aduh biasanya larinya ke pelayanan yang seenaknya,” ujar Presiden.
Pelabuhan Patimban di Kabupaten Subang, Jawa Barat, diketahui masih dalam tahap pembangunan yang terdiri dari tiga tahap. Untuk tahap 1 terdiri dari dua bagian yakni tahap 1-1 dan tahap 1-2. Untuk tahap 1-1 pembangunannya telah diselesaikan dan saat ini akan dilanjutkan pembangunannya ke tahap 1-2 pada Oktober 2022. Sedangkan tahap 2 akan dimulai pada Oktober 2022 dan ditargetkan selesai pada 2025.
Pelabuhan Patimban ditargetkan akan memiliki kapasitas yang sama dengan Pelabuhan Tanjung Priok, sebesar 7,5 juta TEUs peti kemas atau kontainer dan 600.000 kendaraan per tahun pada 2027.
PT Pelabuhan Patimban International (PPI) telah ditunjuk sebagai satu entitas swasta untuk mengembangkan Pelabuhan Patimban. Sebelumnya Presiden Joko Widodo berharap Jalan Tol Cibitung-Cilincing yang baru diresmikan dapat mempercepat akses logistik dari kawasan industri ke pelabuhan Tanjung Priok.
(Red/Sumber)