Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa kinerja pasar keuangan masih cukup dinamis.
Perkembangan ini dipengaruhi oleh ekspektasi penurunan suku bunga dan arus modal di seluruh dunia yang masih cukup bergejolak.
Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah mencatatkan depresiasi 1,39% secara year-to-date, tapi masih lebih baik dibandingkan dengan pelemahan mata uang beberapa negara lainnya.
“Masih relatif baik atau dalam rentang banyak negara yang mengalami depresiasi lebih dalam, seperti Thailand, Malaysia, serta Korea,” katanya dalam konferensi pers APBN Kita, seperti dikutip Bisnis, Kamis (22/2/24).
Dari sisi arus dana, tercatat terjadi capital inflow sebesar Rp18,24 triliun di pasar keuangan domestik hingga 19 Februari 2024.
Jika dirincikan, pasar Surat Berharga Negara (SBN) mengalami outflow sebesar Rp2,65 triliun, sementara di pasar saham inflow Rp20,89 triliun.
Sementara itu, Sri Mulyani menyampaikan, tingkat imbal hasil atau yield SBN hingga saat ini relatif stabil, yang ditopang oleh pengelolaan APBN yang baik, kredibel, serta prudent.
“Sehingga kita tetap mampu menjaga yield SBN pada level yang relatif rendah, bahkan spread-nya terhadap dolar AS sangat tight. Ini menggambarkan kepercayaan terhadap APBN dari para pemegang SBN atau bondholder,” jelasnya.
(Red/Sumber)