LABA BERSIH TAMBANG EMAS MILIK SANDIAGA UNO TEMBUS 1, 43 TRILIUN

Jakarta – Laba bersih emiten tambang emas milik Grup Saratoga, PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), dilaporkan sebesar US$ 96,79 juta atau setara dengan Rp 1,43 triliun (asumsi kurs Rp 14.800/US$) pada semester pertama tahun ini.

Melansir CNBCIndonesia, Selasa (13/9/22), kinerja bottom line tersebut terbang lebih dari 1.500% dari periode yang sama tahun lalu yang hanya senilai US$ 5,87 juta.

Melambungnya laba bersih MDKA utamanya ditopang oleh pendapatan yang naik 152% menjadi US$ 341 juta (Rp 5,05 triliun) dari semula US$ 135 juta.

Beban pokok tercatat naik 120% secara nominal, akan tetapi jika dibandingkan dengan pendapatan bersih porsinya tercatat malah turun cukup signifikan. MDKA tercatat mampu melakukan efisiensi seiring dengan naiknya pendapatan perusahaan. Semester pertama tahun ini rasio beban pokok terhadap total pendapatan tercatat turun menjadi 69% dari periode yang sama tahun lalu mencapai 79%.

Selain itu MDKA juga mampu mencatatkan pendapatan keuangan dan pendapatan lain-lain bersih masing-masing US$ 11 juta dan US$ 43 juta dari sebelumnya tercatat sebagai beban. Pembalikan ini terjadi karena naiknya perolehan dari cross currency swap dan pendapatan atas klaim asuransi.

Cross currency swaps sendiri memiliki tujuan untuk melindungi nilai tukar mata uang asing dan tingkat suku bunga berkaitan dengan penerbitan obligasi menggunakan denominasi domestik.

Pada paruh pertama tahun ini nyaris secara eksklusif (89%) produk tambang yakni emas, perak, katoda tembaga dan feronikel dijual ke pasar ekspor. Produk tersebut dibeli oleh sejumlah pihak termasuk Precious Metals Global Markets (HSBC) dan Mitsui & Co. Ltd.

Demi menjaga keberlangsungan bisnis, MDKA juga melakukan beberapa kontrak lindung. Per 30 Juni 2022, 34.419 ons emas PT Bumi Suksesindo – anak usaha – dilindungi nilai pada harga rata-rata US$ 1.865 per ons. Selanjutnya 1.500 ton katoda tembaga PT Batutua Tembaga Raya juga dilindungi nilai pada harga rata-rata US$ 10.000 per ton.

Aset perusahaan tercatat melonjak tajam menjadi US$ 3,30 miliar dari semula hanya US$ 1,28 miliar di posisi akhir tahun lalu. Meski demikian liabilitas perusahaan juga tercatat mengalami kenaikan menjadi US$ 1,43 miliar dari semula US$ 500 juta.

Alhasil ekuitas perusahaan tercatat melonjak naik 140% menjadi US$ 1,87 miliar dari semula hanya US$ 779 juta.

Pada perdagangan sesi pertama Selasa (13/9), saham MDKA ditutup naik 4,55% ke harga Rp 4.370/saham dengan kapitalisasi pasar Rp 105,36 triliun.

Meningkatnya laba bersih dan ekuitas secara signifikan berarti harga saham menjadi lebih murah secara valuasi dan semakin atraktif bagi investor.

Akibat kinerja positif tersebut PER dan PBV perusahaan tercatat turun, namun masih relatif tinggi jika dibandingkan dengan kompetitor di sektor pertambangan emas.

MDKA merupakan tambang emas yang sahamnya dimiliki oleh Grup Saratoga (18,35%) – kongsi Sandiaga Uno dan Edwin Soeryadjaya -, Winato Kartono lewat PT Mitra Daya Mustika (12,06%) dan Garibaldi ‘Boy’ Thohir (7,36%).

(Red/Sumber)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *