Moskow – Harga minyak di pasar komoditas telah mencapai puncaknya dalam 13 tahun terakhir dan harga gas alam telah mencapai puncaknya dalam 14 tahun terakhir.
Melansir Sputniknews, Kamis (2/6/22), Bloomberg Economics menyebut bahwa fenomena kenaikan harga energi itu merupakan efek bumerang dari sanksi Barat terhadap Rusia.
Sementara operasi Rusia ke Ukraina, yang esok hari memasuki hari ke-100 belum juga menandakan akan berakhir.
Menurut Bloomberg Economics, kenaikan harga energi karena sanksi terhadap Rusia, Moskow akan dapat terus mengumpulkan $800 juta per hari dari pendapatan minyak dan gas tahun ini.
Penghasilan Rusia dari penjualan minyak dan gas tahun ini akan mencapai $285 miliar.
Bloomberg Economics menunjukkan bahwa ini berarti peningkatan 20 persen dari $ 235,6 miliar yang dicapai pada tahun 2021.

Disebutkan bahwa UE membeli 40 persen gas alam yang dikonsumsinya dari Rusia.
Bloomberg Economics menekankan bahwa banyak anggota UE, terutama Jerman, mesin UE, bergantung pada energi Rusia.
Pembeli terbesar di Eropa
Menurut Administrasi Informasi Energi AS ( EIA) , Rusia membuat 50 persen dari ekspor minyak mentahnya dan 75 persen dari ekspor gas alamnya ke Eropa pada tahun 2021.
Dalam 2 bulan pertama operasi Ukraina Rusia, yang dimulai pada 24 Februari 2022, UE menghabiskan 39 miliar euro untuk pembelian bahan bakar fosil dari Rusia, yang menyumbang 70 persen dari pendapatan ekspor Rusia.
Menurut laporan 27 April dari Pusat Penelitian Energi dan Udara Bersih (CREA) , UE sejauh ini merupakan pembeli terbesar bahan bakar fosil Rusia.
(Red/Sumber)